Untuk melanjutkan proyek watsan American Redcross (ARC), saya dan salah satu rekan IHS (www.ihssrc.com) bersama Mott Macdonal Indonesia (MMI) mulai melakukan kunjungan lapangan ke desa-desa di kecamatan Sampoiniet, Jaya, Setia Bakti dan Teunom yang semuanya di Kabupaten Aceh Jaya.
Setelah sampai Lamno, ternyata ada berita bahwa jembatan yang menyebrang salah satu sungai di Lamno rusak berat, sehingga mau-tidak mau harus melewati sungai dengan rakit. Ternyata rakit ini sudah sejak lama beroperasi, malah sebelum tsunami-pun sudah ada jasa penyebrangan kendaraan dengan rakit ini.
Rakit ini berupa papan besi (seperti rangka kapal) yang atasnya diberi balok-balok papan kayu. Kemungkinan besar menggunakan jenis kayu yang kuat, seperti kayu besi yang dipakai bantalan rel kereta. Satu rakit bisa mengangkut 4 mobil sebesar mobil kijang atau L300.
Mobil masuk ke atas rakit dengan bantuan papan kayu (yang kuat juga) yang lebarnya pas untuk ban mobil. Sopir harus benar-benar lihai dalam mengendarai mobil untuk naik ke rakit ini. Begitu juga pada saat mau keluar dari rakit, caranya sama juga seperti naik ke rakit. Jika salah perhitungan mobil bisa terperosok ke sungai.
Walaupun muatan bisa berupa truck fuso dengan muatan berat, ternyata rakit ini masih kuat. Dan lebih hebatnya, rakit ini hanya di gerakan oleh satu buah motor tempel merek Yamaha. Untuk membayar solar dan tenaga yang membantu penyebrangan ini biasanya setiap mobil dipungut sekitar Rp.30.000 termasuk penumpangnya.